Ikut Menshalatkan

Bila Hudzaifah Ibnul Yaman ikut menshalatkan mayat maka Umar bin Khattab radhiallahu 'anhum juga ikut. Bila Hudzaifah Ibnul Yaman tidak ikut menshalatkan maka Umar bin Khattab radhiallahu 'anhum juga tidak ikut.
NB :
Begitu percaya-nya khalifah Islam ke-2 ini terhadap sahabatnya. Umar bin Khattab radhiallahu 'anhum yakin sahabatnya tidak akan menshalatkan orang yang durhaka kepada Allah. Bagaimana dengan kita ?!
Wallahu a'lam bishshawab.

Pemegang Rahasia Rasulullah

Hudzaifah Ibnul Yaman digelari oleh para sahabat dengan "Shahibu Sirri Rasulullah" (Pemegang Rahasia Rasulullah).
NB :
Rasulullah Shalllahu 'alihi wa sallam mempercayakan suatu sangat yang sangat rahasia kepadanya dengan memberikan daftar nama orang munafik. Itulah suatu rahasia yang tidak pernah bocor kepada siapa pun hingga sekarang, baik kepada para sahabat yang lain atau kepada siapa saja. Semoga di negeri ini masih tersisa figur seperti ini. Karena di akhir zaman ini demi fulus orang rela 'buka suara'.

Wallahu a'lam bishshawab.

Peduli

Silakan sohib karib mencari harta sebanyak-banyaknya secara halal dan baik seperti layaknya Abdurrahman bin 'Auf radhiallahu 'anhum (orang yang termasuk dijamin oleh Allah masuk surga). Tetapi bukan untuk memuaskan hawa nafsu semata melainkan untuk membantu orang lain. Siapa lagi yang peduli terhadap kaum muslimin bila bukan orang Islam sendiri.
NB :
Saya berharap ada yang dapat membantu (tanpa bunga dan tempo yang lama, syukur-syukur gratis) rakyat kecil seperti untuk mengambil rumah sederhana (dibawah 50 Juta), pendidikan sekolah, biaya pengobatan, pengambilan kendaraan bermotor, dst tanpa harus melalui bank.
Wallahu a'lam bishshawab.

Undangan Zuhud

Alhamdulillah sekarang mulai banyak undangan pernikahan sudah zuhud. Dalam artian tidak terlalu mahal (kurang dari 5 ribu rupiah saja).
NB :
Mungkin itu dapat sohib karib lakukan untuk memulai zuhud dalam memulai berkeluarga. Insya Allah dengan zuhud, sohib karib akan menemukan manisnya iman sebagaimana Nabi Shalllahu 'alihi wa sallam dan para sahabatnya yang merintis zuhud. Disegani kawan maupun lawan.
Wallahu a'lam bishshawab.

Penghalang Kebenaran

Salah satu faktor penghalang untuk mengikuti kebenaran yaitu perihal adat-istiadat.
NB :
Masih ingat khan kisah Paman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelang sakaratul maut ?! Ia tetap menolak untuk bersyahadat dikarenakan masih ingin menganut agama nenek moyang. Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sudah memberikan jaminan bila Pamannya mau bersyahadat.
Wallahu a'lam bishshawab.

Zaman Instant

Berhati-hatilah dalam zaman yang serba instant ini termasuk juga dalam masalah pengobatan.
NB :
Jangan tergoda dengan pengobatan instant. Buat apa sembuh bila sohib karib tidak mendapat ridho Allah dikarenakan adanya unsur berbau syirik atau juga melalui perantara jin. Jangan tertipu dengan penampilan semata. Pelajari cara-cara pengobatan yang sesuai ajaran Islam.
Wallahu a'lam bishshawab.

Mukmin Sejati

Mungkin salah satu sebab do'a tidak terkabul disebabkan meremehkan dosa-dosa kecil.
NB :
Banyak kisah sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang perlu dicontoh dalam menghindari 'jebakan' dosa-dosa kecil ini. Bahkan ada yang bertobat layaknya melakukan dosa besar padahal sahabat hanya melakukan dosa kecil yang tidak disengaja. Menjauhi dosa-dosa kecil dan besar itulah MUKMIN SEJATI.
Wallahu a'lam bishshawab.

Sahabat Sejati

Ketika itu Rasul yang mulia mempersaudarakan antara Abdurrahman bin 'Auf Radhiyallahu 'anhu dengan Sa'ad bin Rabi'. Berkatalah Sa'ad kepada Abdurrahman : "Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperisterinya......!

NB :

Masih adakah sahabat model begini di akhir zaman ini ?! Tapi minimal harapan saya bantulah rakyat kecil pinjaman tanpa bunga dan dalam tempo yang lama saja sudah membuat mereka bahagia.

Wallahu a'lam bishshawab.

Kufur dan Iman

Dalam satu surat Al-Qur'an terdapat empat ayat yang secara beruntun Allah Azza wa Jalla memberikan perumpamaan perbandingan antara kekufuran dan keimanan, yaitu Faathir : 19-22.
"Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya, dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar."
NB :
Di akhir zaman ini berhati-hatilah dalam memilih guru, sahabat, teman, bahkan juga ikut milis. Terkadang musuh Islam yang terbesar itu dari orang Islam sendiri juga (musuh dalam selimut). Hindari dari pergaulan yang membuat sohib karib ragu tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Wallahu a'lam bishshawab.

Harta Khalifah Pertama

Meledaklah tangis Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu ketika Aisyah Radhiyallahu 'anha membawa harta peninggalan ayahnya (Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu) untuk Baitul Maal yaitu berupa unta yang biasa digunakan untuk mengambil air, ember tempat memerah susu dan pakaian resmi yang dipakai untuk menyambut tamu.
NB :
Zuhud itulah kehidupannya orang-orang shaleh. Harta hanya titipan saja bukan untuk MEMPERKAYA DIRI. Semoga pemerintah memberikan pajak yang besar bagi pemilik rumah atau kendaraan mewah, hotel berbintang, dst untuk subsidi ke rakyat kecil bukan dengan jalan menaikkan BBM.
Wallahu a'lam bishshawab.

Kontrakan

Salah satu usaha bisnis yang tidak mengenal krisis moneter yaitu rumah kontrakan. Baru selesai dibangun sudah langsung ada yang menempati.
NB :
Tapi masihkah ada pemilik kontrakan sekarang ini yang peduli untuk meminta pengontrak menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) bila sudah menikah ?

Wallahu a'lam bishshawab.

Korupsi Waktu

Korupsi itu identik dengan fulus. Tapi sadar atau tidak sadar kita pernah melakukan korupsi walaupun tidak berbentuk fulus melainkan waktu. Korupsi waktu belum ada peraturan tegas yang mengaturnya. Misalnya nitip absensi, lembur 2 jam ditulis 3 jam, makan siang yang kelewat batas ditentukan, dst. Bila kita merasa SELALU DILIHAT Allah tentu kita sadar tidak akan melakukan dosa-dosa kecil apalagi dosa-dosa besar.
Wallahu a'lam bishshawab.

Hawa Nafsu sebagai Tuhannya

Adakah di negeri ini.....(tokoh/guru/syeikh/public figur/golongan/lembaga, dst),
- yang mengatakan semua agama itu sama
- tidak menyakini lagi bahwa shalat 5 waktu itu adalah wajib
- yang mengatakan isi Al-Qur'an sudah tidak relavan untuk kondisi sekarang dan harus direvisi
- yang mengatakan ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW
- yang mengatakan ada lagi kitab setelah Al-Qur'an
- yang mengamalkan dzikir yang tidak ada tuntunannya dari Nabi SAW alias hanya karangan syeikhnya saja.
- dst.
NB :
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Al Jaatsiyah : 23).
Wallahu a'lam bishshawab.

Dosa Kecil

Sekecil apapun dosa itu, tetap tidak pantas untuk disepelekan [Umar bin Abdul Aziz]
NB :
Semoga dalam perihal absensi kerja, sohib karib tidak pernah nitip absen (minta diabsenkan orang lain).
Wallahu a'lam bishshawab.

Pelajaran Tak Langsung

Masih ingatkah sohib karib semenit tentang kisah seorang kakek yang memperoleh pelajaran secara tidak langsung dari cucu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang bagaimana berwudhu yang benar ?!
NB :
Di milis semenit ini mari kita ciptakan pelajaran yang serupa. Memberi pelajaran tanpa harus menghujat. Ayo kamu bisa !!

Wallahu a'lam bishshawab.